oleh Yar Johan
" Perbaikan kualitas peserta didik tentu saja akan berhasil jika peserta didik dibekali cara berpikir, beretika, berestitika, memiliki moralitas yang baik dan memiliki nilai tanggung jawab sosial (social responsibilities value)"
Bila peserta didik hanya dibekali cara berpikir saja maka akan menjadi ancaman dan menjadi cerdas tapi tidak terdidik. Ancaman tersebut dapat berimplikasi diantaranya, Pertama dapat menimbulkan degradasi visi kebangsaan pada peserta didik generasi muda penerus bangsa. Nilai-nilai dasar nasionalisme, kepeloporan, dan kesetiaan yang berwatak kebangsaan sebagaimana ditanamkan dengan susah payah sekarang ini, dapat mengalami erosi dan pendangkalan makna sehingga pada gilirannya akan menjadi kabur dari jati diri generasi muda di masa datang. Akibatnya, bisa jadi terjadi cita rasa bangsa yang mempunyai nilai-nilai budaya yang kaya, akan ditelan oleh arus globalisasi budaya hegemonik dari negara maju. Kedua peserta didik akan memiliki kepribadian ganda. Implikasi nyata dari pengaruh desakan global yang menawarkan berbagai ragam perubahan ditengah masyarakat akan menimbulkan kebingungan atau ketegangan psikis yang tidak jarang melahirkan watak split-personality (pecah kepribadiannya). Hal ini terjadi sebagai akibat langsung dari kejutan-kejutan informasi yang pada umumnya sulit diantisipasi oleh masyarakat. Ketiga mencetak peserta didik yang hedonism dan involusi budaya. Sebagai rantai kelanjutan dari kondisi perwatakan masyarakat transisional di atas adalah secara dramatis selalu membawa akibat menguatnya budaya baru dan lemahnya fungsi filtasi budaya lama. Satu diantara banyak ciri yang diakibatkannya adalah tingginya sikap pragmatis sebagai cikal bakal tumbuh suburnya sikap pemamah atau komsumtif hasil, barang dan jasa dari luar. Baik dalam bentuk produk teknologi maupun lainya, tanpa disertai kreativitas, pendidikan moral, keterampilan diri dalam berkarya dan berinovasi.
Peserta didik penentu arah bangsa http://ft.umm.ac.id |