MENGAPA MUNCUL EAFM (ECOSYSTEM APPROACH FOR FISHERIES MANAGEMENT)? BAGAIMANA MELAKUKAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN BERDASARKAN PRINSIP EAFM


Oleh Yar Johan

"Skema pengelolaan perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM) merupakan salah satu contoh bagaimana pemerintah berperan dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi demi kelangsungan dan kelestarian ekosistem pesisir yang menjadi sumber kehidupan"

Penyusunan sistem pengelolaan perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM) agar bisa menjamin pemanfaatan perikanan jangka panjang sekaligus perlindungan stok ikan di alam sehingga tewujud rencana pengelolaan perikanan yang berkelanjutan ini sejalan dengan kebijakan dari FAO yang telah menyatakan bahwa 1. Perikanan harus dikelola pada batas yang memberikan dampak yang dapat ditoleransi oleh ekosistem, 2. Interaksi ekologis antar sumberdaya ikan dan ekosistemnya harus dijaga, 3. Perangkat pengelolaan sebaiknya compatible untuk semua distribusi sumberdaya ikan, 4. Prinsip kehati-hatian dalam proses pengambilan keputusan pengelolaan perikanan, 5. Tata kelola perikanan mencakup kepentingan sistem ekologi dan sistem manusia.

Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM (www.seagrant.uaf.edu)



Pendorong lahirnya perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM) yaitu banyaknya kegagalan dalam pelaksanaan management  konvensional (TROM – target resources oriented management), Meningkatnya pemahaman adanya interaksi yang kuat antar sumberdaya ikan (SDI) serta interaksi antara SDI dengan lingkungannya, Banyaknya good dan services dari SDI dan ecosystem bagi manusia dan perlu dijaga agar berkelanjutan, Meningkatnya pemahaman akan fungsi ecosystem bagi manusia serta kesadaran akan banyaknya faktor ketidak pastian (uncertainties) akan fungsi dan dinamika ecosystem.  

Skema pengelolaan perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM) merupakan salah satu contoh bagaimana pemerintah berperan dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi demi kelangsungan dan kelestarian ekosistem pesisir yang menjadi sumber kehidupan. Misalnya di Philipina, Pemerintah membentuk masing-masing membentuk perwakilan pengelola perikanan pada tiaptiap sentra perikanan (teluk-teluk) yang juga berperan sebagai koordinator dari sub-sub pengelola yang skalanya lebih kecil (di setiap desa) untuk mempermudah koordinasi antara desa-desa kecil dengan instansi pemerintah daerah terkait

Perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM) adalah suatu pendekatan ekosistem untuk perikanan yang berusaha untuk menyeimbangkan tujuan sosial yang beragam, dengan memperhatikan pengetahuan dan ketidakpastian yang terdapat pada sumberdaya biotik, abiotik dan manusia sebagai komponen ekosistem dan interaksi mereka dan menerapkan pendekatan yang terintegrasi untuk perikanan di dalam batas-batas ekologis yang berarti. Perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM bukan pengganti TROM namun merupakan pengembangan yang membutuhkan parameters yang lebih banyak (spesies interaction dan ecosystem interaction) dan konsekwensinya adalah membutuhkan model yang lebih komplek dan lebih menekankan perlunya pendekatan keberhati-hatian (precautionary principle). 

Tujuan Perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM) yaitu Merencanakan, mengembangkan dan mengelola perikanan sedemikian rupa sehingga memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan masyarakat, tanpa mengganggu kesempatan generasi mendatang untuk memperoleh manfaat dari berbagai barang dan jasa yang diberikan oleh ekosistem laut.

Implementasi pengelolaan Perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM) memerlukan : 1. Perencanaan kebijakan (policy planning), 2. Perencanaan strategi (strategic planning), dan 3. Perencanaan operasional manajemen (operational management planning). Kerangka pendekatan pengelolaan perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM yaitu melakukan tahapan analisis untuk kriteria untuk setiap indikator masing-masing aspek EAFM (habitat, sumberdaya ikan, sosial ekonomi dan kelembagaan) adanya Kajian keragaan masing-masing WPP untuk setiap indikator yang diuji. Keterbatasan kajian yaitu Kajian awal dilakukan dengan menggunakan pendekatan content analysis sehingga keterbatasan utama adalah terkait dengan pengumpulan data yang hanya didasarkan pada sumber sekunder , Diperlukan kehati-hatian dalam membaca hasil sintesis dan kesimpulan dari kajian awal

Seiring dengan upaya memperkuat indikator pengelolaan perikanan terpadu dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM, jangan  diabaikan perlu nya ditingkatkan kemampuan lembaga pengelolaan sebab tanpa organisasi yang kuat, pelaksanaan di lapangan akan terkendala seperti tercermin dalam pelaksanaan TROM saat ini. Siapapun tidak ingin EAFM hanya menjadi slogan tanpa pernah ada pelaksanaannya. Kegagalan TROM akan mendorong kegagalan EAFM dan siapapun kita yang dianggap sebagai ahli tidak ingin dihujat oleh generasi yang akan datang bila EAFM  akhirnya hanya menjadi wacana saja.

Post a Comment