PENYEDIAAN BENIH TIRAM MUTIARA
Kelangsungan usaha
benih tiram mutiara tidak terlepas dri kesediaan yang memenuhi syarat, baik
jumlah, kualitsa maupun ukurannya. Terbatasnya jumlah benih yang diperlukan
jelas akan menimbulkan kesenjangan produksi mutiara. Ukuran benih tiram juga
merupakan faktor penentu keberhasilan dalam pemasangan inti. Benih dalam usaha
budidaya tiram mutiara adalah tiram yang mempunyai panjang di atas 15 cm dan
biasanya telah berumur 2 – 3 tahun, sehingga kuat untuk dipasang inti. Sedangkan
tiram yang masih berada di bawah umur tersebut dengan panjang kurang dari 15 cm
masih perlu dipelihara lebih lanjut agar siap dipasang inti.
Benih
umumnya diperoleh dari usaha penangkapan di laut dan usaha pembenihan atau
budidaya. Yang paling menonjol dari usaha penangkapan, selain telah berkualitas
baik dan ukuranya pun sudah cukup besar sejak penangkapan yang telah teseleksi.
Usaha pembenihan belum negitu menonjol terutama di Indonesia.
1.
Benih alam
Lautan
Indonesia merupakan kekayaan hayati yang cukup potensial, tidak terkecuali
tiram mutiara. Melimpahnya sumber benih tiram mutiara di laut, masih dapat
diandalkan sebagai sumber utama pemasok benih dari perusahaan- perusahaan
mutira di Indonesia. Benih biasa ditangkap pada bulan November-April, selama
enam bulan berturut-turut. Bertepatan dengan musim barat dan musim hujan
disertai dengan hujan dan gelomban yang cukup besar. Berdasar pengalaman
paranyelam pada saat inilah kondisi dasar perairan cukup jernih, sehingga tiram
tampak lebih jelas, terutama pada perairan dalam. Hasil tangkap ditampung dalam
keranjang dan diangkut dengan kapal untuk diseleksi berdasarkan ukuran.
Data
terakhir harga seekor tiram mutiara berdasar ukuran dari beberapa daerah
sebagai berikut:
Ukaran 15 cm ke atas (large) berkisar Rp 13.500-Rp 15.000,-
Ukuran 13 cm-15cm (mature) berkisar Rp 12000-Rp 13.500,-
Ukuran 10 cm-13 cm (medium) berkisar Rp 10.000-Rp 12.000,-
Ukuran 10 cm kebawah (chiken) berkisar Rp 7.000-Rp 10.000,-
2.
Benih
pembibitan dan usaha budidaya
a. Benih
pembibitan
Walau pun benih tiram mutira di laut
melimpah jika diekploitasi terus , lama-lama pasti akan menurun, bahkan bisa
punah. Dengan usaha penbenihan dan budidaya kelestarian sumber benih akan
selalu terjaga, disamping menunjang kebutuhan benih usaha mutiara.
Usaha
pembenihan tiram mutiara bersksla massal yang dilakukan dengan pemijahan
buatan, proses pelaksanaannya sebagai berikut:
1) Pemilihan induk dan pemeliharaannya
- Induk
yang digunakan dipilih yang sudah matang kelamin dengan panjang diatas 20 cm.
- Induk diperoleh dari laut atau telah
dipelihara dalam rakit.
- Induk dipelihara dalam bak kusus,
suhu antara 27oC-28oC.
- Induk
diberi pakan campuran alga dan tepung jagung dengan dosis 4lt/ekor/hari dan
30mg/ekor/hari. Pakan diberi sehari dua kali, yaitu pagi dan sore.
2) Pemijahan
Dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan pendekatan lingkungan dan secara kimiawi:
v Pendekaan
lingkungan yang sering diliakukan adalah dengan thermal stimulation atau mengadakan perubahan suhu secara bertahap
dari 28oC sampai 35oC, hingga tiram memijah atau dengan
mengalirkan air laut secera terus-menerus.
v Pemijahan
dengan bahan kimia dengan menuntikkan ammonium hidroksida 0,2 ml ke dalam otot
adduktor tiram mutiara aau dengan campuran hidrogen peroksida 3-6 ppm dengan
air laut ber ph 9,1.
v Pembuahan
(fertilisasi) terjadi secara
eksternal dalam media air didahului dengan pengeluaran sperma dari tiraam yang
jantan, telur keluar 45 menit kemudian dengan diameter ±47,5 mikron.
3) Pnyediaan pakan
Pakan utama larva tiram adalah dari
jenis alga Isochrysis galbana dan Monochrysis lutheri sebagai makanan awal.
4) Pemeliharaan dan spat
Larva lebih menyuikai tempat gelap
dan remang-remang, maka tempat pemeliharaan di tutup dengan plastik gelap.
Kepadatannya ±200 ekor /liter. Kepadatan yang tinggi akan mengurangi
pertumbuhan normal, dan bisa kematian.
Larva ukuran benih (spat), dipindahkan ke bak pendederan,
dengan kepadatan 100-150 ekor/ liter dan pakannya alga jenis Cchaeoceros sp. Umur 60 hari siap
dipelihara pada empat pembesaran, dengan sirkulasi air tetap dipertahankan.
Untuk menghilangkan kotoran yang menempel yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
spat.
Untuk ukran benih yang siap di
operasi, spat perlu dipelihara pada raki terapung hingga berumur 2 tahun.
b. Usaha
budidaya
Spat (benih) yang digunakan untuk
pembesaran diperoleh dari hachery
(penmbenihan) aau dikumpulkan dari alam. Ukuran spat minimal 20 mm, sehinggga
kuat terhadap gelombang dan arus laut.
1) Tempat pembesaran
Dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu metode rakit apung dan metode palang cagak
silang. Keduanya mempunyai fungsi yang sama sebagai tempat menggantungkan spat.
Hanya penerapannya disesuaikan dengan kedalaman perairan. Yang dangkal
digunakan metode palang cagak silang, efesien dan praktis. Untuk laut yang
dalam digunakan metode rakit apung.
2) Keranjangn Pemeliharaan
Spat
dipelihara di keranjang-keranjang pemeliharaan yang digantung dirakit atau pada
palang cagak silang. Yang terbuat dari kawat tahan karat atau jaring yang
dibuat rajut.
3) Cara pemeliharaan
Benih
dimasukkan kedalam keranjang , di gantung pada kedalaman 1,5-5m. Benih yang
kecil kurang dari 5 cm dipelihara pada kedalaman 2-3m. diatas 5cm dapat
dipelihara pada kedalaman lebih dari 4m. Tiram tidak diberi pakan khusus tapi
mengandalkan pakan alami, untuk itu perlu perairan yang tinggi kesuburannya.
Tiap 3-4 bulan tiram perlu dibersihkan dari segala bentuk kotoran yang menempel
pada tiram dan yang menempel pada keranjang pemeliharaan. Dan perlu juga dijaga
dari kerusakan untuk diperbaiki sampai panen tiba.
Post a Comment