Oleh Yar Johan
JANJI TELAH BERGANTI MIMPI
Hati kini bersua
Mengalir air-air kerinduan
Arus nadi tak mengerti
Air darah berwarna merah
Membasuh muka dan kaki
Air mata tak berhenti
Mengipas pelupuk mata hingga ke pipi
Hati kini bersua
Kiri kanan tak ada
Depan belakang telah hilang
Langkah tertahan tertumpu
Pada batu kerikil-keriking tanjam
Hati kini bersua
Cinta bukan-lah semu
Berarak sandi-sandi napsu dan setan
Berganti kedamaian yang panjang
Berbuah warna-warna penuh cinta dan kemuliaan
Hati kini bersua
Terluka disudut tumpukan jerami menggunung
Di samping arus sungai minyak berlimpah ruah
Perut kosong mata cekung badan dekil
Janji telah berganti mimpi
Hati kini bersua bersedih ini fakta
Bukan ilusi
Pekanbaru, 6:48 28/03/05
"Janji bukan mimpiBakal akan ada sebuah baruMembisikan mimpi akan berganti janjiAtaukah janji berubah menjadi sosok mimpi"
JANJI TELAH BERGANTI MIMPI
Hati kini bersua
Mengalir air-air kerinduan
Arus nadi tak mengerti
Air darah berwarna merah
Membasuh muka dan kaki
Air mata tak berhenti
Mengipas pelupuk mata hingga ke pipi
Hati kini bersua
Kiri kanan tak ada
Depan belakang telah hilang
Langkah tertahan tertumpu
Pada batu kerikil-keriking tanjam
Hati kini bersua
Cinta bukan-lah semu
Berarak sandi-sandi napsu dan setan
Berganti kedamaian yang panjang
Berbuah warna-warna penuh cinta dan kemuliaan
Hati kini bersua
Terluka disudut tumpukan jerami menggunung
Di samping arus sungai minyak berlimpah ruah
Perut kosong mata cekung badan dekil
Janji telah berganti mimpi
Hati kini bersua bersedih ini fakta
Bukan ilusi
Pekanbaru, 6:48 28/03/05
" Gelapnya angin tak mampu terjelma
Terangnya angin tak bisa di rasa"
ANGIN
Berhembus dingin menusuk tulang
Langkah terhenti
Tertahan sejenak
Lutut rapuh tak kuasa tegak
Terjatuh Merangkak merayap tertatih
Gelapnya angin tak mampu terjelma
Terangnya angin tak bisa di rasa
Angin tak perlu kau tiupkan dingin
Bila hatiku kini beku Ku butuh angin panas
Biar beku menjadi ganas
Ku butuh angin lembut
Tak kala
Panas merasuki tulangku
Keluar coba teriakan itu
Angin ku tak mampu menahan tubuhmu
Kuat keras kokoh dan jitu
Bila dilawan pasti aku hilang
Angin terpaan belaian mu
Kini kunantikan
Ku ingin terlelap
Di pangkuanmu tanpa panas dan beku
Cuma itu mauku
Pekanbaru, 5:32. 26 /03/ 2005
Berhembus dingin menusuk tulang
Langkah terhenti
Tertahan sejenak
Lutut rapuh tak kuasa tegak
Terjatuh Merangkak merayap tertatih
Gelapnya angin tak mampu terjelma
Terangnya angin tak bisa di rasa
Angin tak perlu kau tiupkan dingin
Bila hatiku kini beku Ku butuh angin panas
Biar beku menjadi ganas
Ku butuh angin lembut
Tak kala
Panas merasuki tulangku
Keluar coba teriakan itu
Angin ku tak mampu menahan tubuhmu
Kuat keras kokoh dan jitu
Bila dilawan pasti aku hilang
Angin terpaan belaian mu
Kini kunantikan
Ku ingin terlelap
Di pangkuanmu tanpa panas dan beku
Cuma itu mauku
Pekanbaru, 5:32. 26 /03/ 2005
Post a Comment