|
Mengintip malu malu. Bukit Tinggi. Photo Yar Johan |
Semoga kita semua selalu dalam kesehatan dan lindungan dari Allah. Sepanjang Bulan Ramdhan ini saya akan mencoba berbagi kisah-kisah yang diambil dari berbagai sumber. Artinya bahwa kisah ini murni bukan karya saya. Tentu kisah ini ada hikmahnya. Iya, kebetulan bulan ini bulan suci saatnya kita berbagi. Semoga bermanfaat.
Ada dua hal harapan terbesar dalam hidup saya terkait kisah ini yaitu pertama buat saya pribadi agar mampu bercermin dari kisah kisah kehidupan sebelumnya, sedangkan yang kedua pengingat buat saya juga sering kali beberapa artikel atau bahan bacaan yang bagus sering hilang bila saya simpan. Soalnya letak filenya tidak tahu. Sering lupa meletakkanya di mana. Jadi tujuan adwal blog pribadi ini adalah sebagai rumah saya. Jadi saya tak ingin melewatkan begitu saja. Biar rumah selalu asri dan indah. Tentu harus merawat dan menjaganya.
#KisahRamadhan1
|Untukmu yang silau akan harta dunia ini| Akankah di bawa kemana semua itu? Setelah engkau kumpulkan dan tumpukkan| Halal| Halal| Halal| Yar Johan 2015|
Kisahnya bermula seperti ini. Ada seorang
Konglomerat telah menulis satu surat wasiat : "Barang siapa yang dapat
menjagaku di dalam kubur setelah Aku mati nanti akan kuwarisi separuh dari
harta peninggalanku". Lalu ditanyakanlah hal itu pada anak-anaknya apakah
mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti. Namun anak-anaknya menjawab,
"Mana mungkin kami sanggup menjagamu wahai ayah karena pada masa itu
ayahpun sudah menjadi mayat". Selang keesokan harinya dipanggillah semua
adik-adiknya dan beliau berkata, “Wahai adik-adikku sekalian sanggupkah kamu
menjaga aku setelah aku mati nanti selama 40 hari bersamaku di dalam kubur?
nanti aku akan memberi setengah daripada hartaku kepada di antara kamu yang
sanggup bersamaku. Dan adik-adiknya pun menjawab, “Wahai abangku, adakah engkau
sudah gila mana mungkin ada manusia yg sanggup bersama mayat selama itu di
dalam tanah.” Lalu dengan sedih Konglomerat tersebut memanggil ajudannya untuk
mengumumkan penawaran istimewanya itu ke seantero negeri.
Akhirnya sampai
jugalah pada hari di mana konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburnya
telah dihias dg megah laksana sebuah peristirahatan termewah yg pernah ada dg
semua perlengkapannya. Pada waktu yang hampir bersamaan seorang Tukang kayu
yang sangat miskin telah mendengar akan wasiat tersebut lalu diberitahu kepada
isterinya apakah dia perlu mengambil kesempatan ini untuk menjadi kaya.
Isterinya berkata, “Wahai suamiku, apalah artinya menjaga mayat tersebut selama
40 hari dibandingkan kerjamu ketika menebang kayu di dalam hutan dan bertemu dg
harimau dan hantu penunggu hutan. Tukang kayu tersebut dengan tergesa-gesa
segera datang ke rumah konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli
waris konglomerat tersebut akan kesanggupannya. Keesokan harinya dikebumikanlah
jenazah Sang Konglomerat, Si Tukang kayu itu pun ikut turun ke dalam liang
lahat bersama kapaknya.
Setelah tujuh
langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman tsb, maka datanglah
Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut. Si Tukang kayu menyadari
siapa yang datang maka Ia segera agak menjauhkan diri dari mayat konglomerat
tersebut. Terbetik di fikirannya bahwa sudah tiba saatnya Sang konglomerat
tersebut akan diinterogasi oleh Mungkar dan Nakir. Tetapi yg terjadi malah
sebaliknya, Mungkar dan Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya "Apa
yang kau buat di sini" ?. Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk
mendapatkan setengah harta wasiatnya" jawab si Tukang kayu. "Apa
harta yang ada pada kau sekarang"? lanjut Mungkar-Nakir. "Aku cuma
memiliki sebatang kapak ini saja untuk mencari rezeki" timpal si tukang
kayu. Kemudian Mugkar-Nakir beritanya lagi "Dari mana kau dapat kapak
ini" ?. "Aku membelinya" balas si tukang kayu. Lalu pergilah
Mungkar dan Nakir di hari pertama dari dalam kubur tersebut. Hari kedua Mereka
datang lagi dan bertanya "apa yang kau buat dengan kapak ini"?.
"Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar untuk dijual" sergah
tukang kayu. Di hari ketiga di tanya lagi "Pohon siapa yang kau tebang
dengan kapak ini?. "pohon itu adanya di hutan belantara jadi ngak ada yg
punya" timpalnya. "Apa Kau yakin" lanjut malaikat.Kemudian Mereka
menghilang dan datang lagi di hari ke empat. Kemudian Mereka bertanya lagi
"Adakah kau potong pohon tersebut dengan kapak ini dg ukurannya dan
beratnya yg sama untuk dijual?. "Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin
ukurannya bisa sama rata" tegas tukang kayu. Begitu terus yg dilakukan
malaikat Mungkar Nakir datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari
sudah dan yg ditanyakan masih berkisar dg kapak tersebut.
Di hari
terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan
Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir "hari ini aku akan kembali
bertanya soal kapak ini". Belum sempat Mungkar dan Nakir bertanya, si
Tukang kayu tersebut malahan dg segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu
kubur tersebut. Ternyata di luar sdh banyak orang yg menantikan kehadirannya
untuk keluar dari kubur tersebut. Namun si Tukang kayu tersebut dengan
tergesa-gesa keluar dan meninggalkan mereka semua dan sambil berkata ambillah
semua bagian harta wasiat tersebut oleh kalian karena aku sudah tidak
menginginkannya lagi.
Sesampai di
rumahnya lalu si isteri berkata wahai suami ku, di manakah setengah harta
peninggalan konglomerat tersebut. Maka si Tukang kayu menjawab "Aku tidak
menginginkannya lagi, di dunia ini harta yg kumiliki padahal cuma semata kapak
ini, tapi malaikat Mungkar dan Nakir sampai 40 hari yg mereka tanyakan dan
persoalkan masihlah saja di seputar kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku
begitu banyak...entah berapa lamanya dan bagaimana Aku menjawabnya"
Sahabat
Rasulullah saw yg paling kaya ialah Abdul Rahman bin Auf ra. Beliau dikatakan
adalah sahabat yang paling terakhir masuk surga karena lamanya masa yg
digunakan untuk menghisab beliau, seperti dari riwayat Aisyah ra yg pernah
mendengar Rasullullah SAW bersabda "Kulihat Abdurrahman bin’Auf masuk surga
dengan perlahan-lahan (merangkak)!” (HR Bukhari)
Dari Ibnu
Mas’ud ra dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, "Tidak akan
bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5
perkara yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana
dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya & kemana
dibelanjakannya & ilmunya sejauh mana diamalkan?" (HR. Turmudzi)
====
Kaya tidak masalah tapi yang menjadi masalah dari mana harta kita dan untuk apa
digunakan.
Mari sama-sama kita mencari rezeki yang halal dan baik serta digunakan dalam
jalan kebaikan
Sumber: Facebook